Sabtu, 23 Februari 2013

KEN Mensinyalir Ada Praktik Kartel Kebutuhan Pokok


JAKARTA, KOMPAS.com- Meningkatnya sejumlah harga kebutuhan pokok seperti daging sapi yang harganya sempat melonjak hingga Rp 100.000 per kilogram, diduga terjadinya karena adanya praktik kartel yang dilakukan oleh sejumlah pedagang besar.       
Dalam kaitan itu, Komite Ekonomi Nasional (KEN) dalam pemaparan soal Prospek Ekonomi Indonesia 2013 di Jakarta, Senin (10/12/2012), meminta pemerintah untuk berperan dalam mengendalikan harga melalui perbaikan distribusi, logistik, modernisasi pasar tradisional, dan mengefektifkan peran Bulog.       
Ketua KEN, Chairul Tanjung, meminta pemerintah untuk mencegah terjadinya kartel atau persekongkolan dalam penentuan harga barang kebutuhan pokok. Di tempat terpisah, Ismed Hasan Putro, Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), salah satu BUMN yang ditunjuk untuk  membudidayakan sapi impor untuk kepentingan swasembada daging nasional, mengatakan sulit untuk membuktikan adanya kartel harga daging sapi saat ini.    
"Tapi faktualnya fluktuasi harga daging sapi saat ini sangat di luar akal sehat. Oleh karena itu sudah saatnya harus ada evaluasi komprehensif terhadap tata kelola dalam perdagangan daging sapi ," ungkap Ismed.      
Koordinasi yang lebih baik antar instansi, lanjut Ismed, mutlak harus dilakukan. Sinergi antara Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, harus lebih ditingkatkan dan diperbaiki agar ke depan tidak terjadi lagi kekisruhan dan saling menyalahkan antar instansi.     
"Sejatinya sekarang momentum bagi bangsa ini untuk membangun dan mendorong kemandirian pasok daging sapi secara nasional. Peran pemda dan masyarakat peternak sapi saatnya difungsionalkan secara maksimal," ungkap Ismed Hasan Putro.      
Importir dan pedagang sapi saatnya juga untuk lebih peduli pada kepentingan bangsa dalam rangka terwujudnya kemandirian pasok daging sapi dalam jangka panjang.          
Sementara itu anggota KEN, Didik J Rachbini, juga mengatakan praktik kartel juga diduga terjadi dalam penentuan suku bunga perbankan dengan cara bisik-bisik di antara sejumlah bank-bank besar. Walaupun suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) berada di kisaran 6 persen namun rata-rata suku bunga kredit perbankan untuk usaha keceil dan menengah masih di atas 10 persen per tahun.
sumber : kompas.com  

Harga Kebutuhan Pokok di Yogyakarta Stabil

Harga bahan kebutuhan pokok di pasar tradisional Kota Yogyakarta pada pertengahan Februari cenderung stabil dibanding pekan sebelumnya, seperti beras, telur ayam ras, dan gula pasir.

"Harga bahan kebutuhan pokok masih stabil. Jika ada kenaikan atau punurunan harga, tidak terlalu banyak," kata salah seorang pedagang bahan kebutuhan pokok di Pasar Beringharjo Heni Purwanti di Yogyakarta, Senin.

Ia mencontohkan harga beras jenis medium hingga premium dijual dengan harga antara Rp7.500 per kilogram (kg) hingga Rp9.000 per kg, telur ayam ras antara Rp17.500 per kg hingga Rp18.000 per kg, dan gula pasir Rp10.500 per kg.

Sementara itu, berdasarkan pemantauan dari Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian Kota Yogyakarta, harga bahan kebutuhan pokok masih cenderung stabil.

Beras jenis IR I rata-rata Rp7.940 per kg, dengan harga jual tertinggi Rp8.500 per kg, dan harga jual terendah Rp7.200 per kg, IR II rata-rata Rp7.660 per kg, dengan harga jual tertinggi Rp8.000 per kg, dan harga terendah Rp7.300 per kg.

Beras C4 dan IR 64 rata-rata Rp8.360 per kg, dengan harga jual tertinggi Rp9.000 per kg, dan harga jual terendah Rp7.500 per kg, Mentik Wangi Kualitas 1 rata-rata Rp8.780 per kg, dengan harga jual tertinggi Rp9.100 per kg, dan harga jual terendah Rp7.800 per kg.

Kemudian Mentik Wangi Kualitas 2 dijual dengan harga rata-rata Rp8.425 per kg, dengan harga jual tertinggi Rp9.000 per kg dan harga jual terendah Rp7.700 per kg.

Telur ayam ras rata-rata Rp17.600 per kg, dengan harga jual tertinggi Rp18.000 per kg, dan harga terendah Rp17.000 per kg, sedangkan harga telur ayam kampung antara Rp1.200 per butir hingga Rp1.400 per butir.

Gula pasir impor dijual dengan harga rata-rata Rp10.500 per kg, sedangkan gula pasir lokal rata-rata Rp10.900 per kg, dengan harga jual tertinggi Rp11.500 per kg, dan harga jual terendah Rp10.500 per kg. Sedangkan harga gula pasir Madukismo rata-rata Rp11.000 per kg.

Minyak goreng sawit curah harganya rata-rata Rp9.360 per kg, dengan harga tertinggi Rp10.000 per kg, dan harga jual terendah Rp8.800 per kg.

Kemudian minyak goreng kemasan harganya rata-rata Rp13.400 per kg.

Berbagai jenis tepung terigu, Segitiga Biru harganya rata-rata Rp7.060 per kg, Semar rata-rata Rp6.100 per kg, dan Cakra Kembar harganya rata-rata Rp7.400 per kg.
sumber : ciputranews.com

Harga TBS Kelapa Sawit Turun Tipis


Memasuki akhir Februari 2013, harga sejumlah komoditas utama di Riau mengalami sedikit perubahan, meski tidak signifikan, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit mengalami sedikit penurunan, sementara karet masih relatif stabil.
Berdasarkan rapat Tim Penetapan Harga TBS Kelapa Sawit Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Selasa (19/2/2013), tim telah menyepakati harga TBS untuk sepekan ke depan periode 20-26 Februari 2013 mengalami penurunan sebesar Rp7,06 per kg dibandingkan harga pekan lalu Rp1.440,34 per kg (Khusus TBS diatas 10 tahun).
Dengan demikian, untuk harga TBS kelapa sawit umur 3 tahun dipatok harga Rp1.025,23 per kg sebelumnya Rp1.030,23 per kg. TBS umur 4 tahun dihargai Rp1.146,06 per kg sebelumnya Rp1.151,72 per kg, untuk harga TBS 5 tahun Rp1.226,86 per kg sebelumnya Rp1.232,95 per kg. umur 6 tahun dipatok Rp1.261,66 per kg sebelumnya Rp1.268,08 per kg.
Sementara itu untuk TBS umur 7 tahun dihargai Rp1.310,36 per kg sebelumnya Rp1.316,82 per kg, umur 8 tahun Rp1.351,13 per kg sebelumnya Rp1.357,79 per kg. untuk umur 9 tahun dipatok Rp1.393,86 per kg sebelumnya Rp1.400,68 per kg, terakhir untuk TBS umur 10 tahun lebih dihargai Rp1.433,26 per kg sebelumnya Rp1.440,34 per kg.
Sementara harga crude palm oil (CPO) pekan ini dipatok Rp6.799,97 per kg, sementara untuk harga kernel Rp3.098,61 per kg.
Untuk harga bahan olahan karet (Bokar) periode 18-23 Februari 2013, tim menetapkan harga masing-masing pabrik karet cenderung masih stabil, seperti di PT P&P Bangkinang diharga Rp25.500 per kg. Di PT Andalas Agrolestari dipatok harga Rp25.000 per kg. Sementara di PT Tirta Sari Surya dihargai Rp25.000 per kg dan di PT Rickry Pekanbaru dibanderol Rp24.800 per kg sama seperti minggu lalu.
Tim juga menetapkan harga kelapa butiran dan kopra pekan ini periode 19 Februari 2013. Harga kelapa bulat licin Rp800 per kg. Harga kopra mutu kering (100 persen) Rp3.200 per kg. Harga kopra mutu basah (80 persen) Rp2.400 per kg. dan kopra mutu basah (60 persen) Rp2.200 per kg.(*)
sumber : riaubisnis.com

Investor Belanda Lirik Potensi Perkebunan Nipah di Riau


Riau memiliki potensi yang besar di bidang perkebunan nipah. KIni investor Belanda tengah mengincar investasi untuk mengelola perkebunan nipah seluas 8 ribu hektar di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Perkebunan Riau, H Zulher, kepada wartawan akhir pekan kemarin di Pekanbaru.
Dia mengatakan, niat investor Belanda untuk mengelola perkebunan nipah di Riau ini akan bernilai positif dengan begitu potensi perkebunan nipah ini bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Diliriknya perkebunan nipah di Kepulauan Meranti oleh investor asal Belanda tersebut membuat Disbun Riau jadi semakin optimis bahwa pada 2013 ini akan banyak lagi pihak asing menggeluti industri perkebunan Riau. 
"Seperti sekarang ini pihak dari Jerman juga sedang menjajaki potensi perkebunan kelapa sawit di Riau. Kita sangat wellcome terhadap investor asing yang ingin menanamkan modalnya dalam bidang perkebunan," kata Zulher.
Untuk membuat investor asing lebih tertarik menanamkan modalnya di perkebunan nipah ini, Dinas Perkebunan Riau terus melakukan promosi ke mancanegara tentang potensi yang dimiliki Riau.
“Selain itu juga memberikan kemudahan perizinan kepada investor yang akan menanamkan modalnya di usaha ini,” katanya lagi. (*)
sumber : riaubisnis.com

Harga Kebutuhan Pokok Naik Bertahap


Harga Kebutuhan Pokok Naik Bertahap

Liputan6.com, Tasikmalaya: Seperti tahun sebelumnya, menjelang Ramadan, harga-harga kebutuhan pokok mulai merambat naik. Di sejumlah daerah, harga-harga di pasar tradisional memang sudah naik. Sayur mayur, telur ayam, dan beras adalah sebagian kecil contoh barang kebutuhan yang naik harganya. Di Tasikmalaya, Jawa Barat, misalnya.

Di Pasar Cikurubuk, Tasikmalaya, harga telur ayam naik bertahap setiap hari sebesar Rp 500 hingga Rp 1000 per kilogram. Telur yang biasanya dijual dengan harga Rp 13 ribu per kilogram kini melambung hingga Rp 18.300 per kilo. Menurut pedagang selain karena semakin dekatnya bulan puasa, kenaikan harga karena permintaan naik.

Kondisi sama terjadi di Situbondo, Jawa Timur. Di Pasar Mimbaan Baru, harga bawang putih yang semula Rp 8.000 kini naik menjadi Rp 16 ribu per kilogram. Harga bawang merah dari Rp 12 ribu naik jadi Rp 16 ribu per kilo. Sedangkan tomat dari Rp 3.000 menjadi Rp 7.000 per kilo. Cabai merah besar dari Rp 12 ribu jadi Rp 22 ribu.
sumber : liputan6.com

Kehadiran Pabrik Baru Menekan Harga Gula


JAKARTA, DKI JAKARTA -  Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTRI) mencemaskan potensi penurunan harga gula pada kuartal kedua tahun ini. Harga gula kemungkinan menyusut lantaran tiga pabrik gula rafinasi yang baru mulai beroperasi. Ketiga pabrik gula itu berlokasi Banten (milik PT Berkah Manis Makmur), DKI Jakarta (PT Andalan Purindo) dan Medan (PT Medan Sugar Industry). "Keberadaan mereka ini yang akan merusak harga gula petani," ungkap Ketua Umum APTRI PTPN XI, Arum Sabil, Selasa (12/2). 

Harga rata-rata gula petani hasil lelang pada 2012 cukup bagus, yakni Rp 9.707 per kilogram. Jumlah itu meningkat 18,51% dibanding harga 2011 yang senilai Rp 8.191 per kg. Dewan Gula Indonesia (DGI) mencatat, harga tertinggi rata-rata lelang gula petani terjadi Juni 2012 yaitu Rp 10.595 per kg. Adapun harga terendah di Januari 2012 senilai Rp 8.150 per kg (lihat tabel). 

"Per Januari 2013, harga lelang gula berkisar Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per kg," kata Arum seraya berharap harga lelang gula petani tak jatuh. Mengenai Harga Patokan Pembelian (HPP) gula, pemerintah belum menetapkan pada tahun ini. Di 2011, HPP gula petani senilai Rp 7.000 per kg. Tahun lalu, HPP gula mencapai Rp 8.100 per kg. Harga gula petani yang sudah cukup tinggi perlu dijaga. Sebab, harga adalah satu insentif untuk mengerek produksi gula. 

"Demi swasembada gula," kata Arum. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog, Natsir Mansyur, mengatakan harga gula saat ini di pasar cukup tinggi. Dus, dia meminta pemerintah mengendalikan harga gula. Natsir bilang, harga gula di Jawa saat ini naik dari Rp 8.800 menjadi Rp 11.500 per kg. 

Adapun harga gula di luar Jawa Rp 12.800 per kg. Sedangkan harga gula di daerah perbatasan Rp 19.000 per kg. "Saat ini Februari, sementara musim panen Mei, berarti pemerintah tak cermat menghitung neraca gula dan swasembada gula," kata Natsir.
sumber : kemendag.go.id

Harga Daging Sapi di Jakarta Tembus Rp 105.000/Kg


JAKARTA TIMUR, DKI JAKARTA -  Terbatasnya pasokan daging sapi membuat harga jual komoditas itu di pasaran di kisaran mencapai Rp 90.000 sampai Rp 105.000 per kilogram. Pedagang daging sapi pun banting setir ke usaha lainnya akibat sepi pembeli. Pantauan Warta Kota hari Selasa (19/2) di tiga pasar tradisional di wilayah Jakarta Timur, yakni Pasar Ciracas, Pasar Rebo dan Pasar Kramat Jati, terlihat los daging sapi kosong. Hanya pedagang daging kambing, ayam, dan ikan yang masih mengisi lapak. 

Pemandangan serupa terlihat di Pasar Ciracas Jakarta Timur, los daging sapi sepi pedagang, tidak terlihat satupun aktivitas pedagang ataupun transaksi jual beli yang biasa terjadi. Idris (43), seorang pedagang daging sapi di Pasar Rebo mengaku dirinya beralih berjualan daging ayam karena harga daging sapi naik dalam tiga bulan terakhir. 

Kenaikan itu membuat dirinya tak punya cukup modal untuk berjualan daging sapi. "Harganya berkisar mulai dari Rp 90.000 sampai dengan Rp 95.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 80.000 per kilogram," jelas warga RT 01/09 Kampung Baru, Pasar Rebo Jakarta Timur itu. Idris yang sudah berjualan daging sapi hampir 15 tahun di pasar tradisional itu mengaku mahalnya harga daging membuat jumlah pembeli menurun, akibatnya dia harus menelan kerugian besar karena modal tak kembali. 

Sampai akhirnya dia berjualan daging ayam karena pembeli masih banyak dan risiko rugi kecil. "Minat pembeli daging sapi yang terus turun dari semula saya bisa jual daging 15 sampai dengan 20 kilogram per hari, kini hanya satu atau dua kilogram per hari. Melihat kondisi tersebut kita harus berani banting setir untuk jualan yang lainnya," jelas Idris Hal yang sama juga disampaikan oleh Ndut (34), pedagang daging kambing yang sebelumnya berjualan daging sapi di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. 

Disebutkannya, harga daging sapi semula seharga Rp 80.000 sampai dengan Rp 83.000 per kilogram, saat ini naik 10 persen menjadi Rp 90.000 per kilogram. "Kebanyakan pedagang daging sapi di sini beralih untuk menjual daging kambing ataupun menjual bagian lain dari sapi seperti kepala, kaki, kikil, dan jeroan sapi, karena harganya tidak berubah," tuturnya. Disebutkannya, dari sebanyak 50 lapak pedagang di los daging Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, pedagang daging sapi yang masih tetap bertahan dan berjualan daging sapi hanya tersisa 7 orang. 

Penurunan pembeli itu juga dirasakan oleh Ahmad Suryadi (35), penjual daging sapi di pasar Klender, Jakarta Timur. Dia mengaku sebelum harga daging sapi naik dalam sehari dia mampu menjual sekitar 50 kilogram daging sapi. "Kalau sekarang paling yang laku cuma 20 kilogram daging sapi aja," kata Ahmad, di Jakarta, Selasa (19/2). Penurunan itu membuat omzetnya ikut turun. Harapannya saat ini adalah pembeli yang merupakan pemilik restoran atau rumah makan. 

Di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, harga daging sapi tembus Rp 105.000 per kilogram atau naik Rp 15.000 per kilogram dibandingkan pada tiga bulan sebelumnya.  

Thamrin, salah seorang pedagang di Pasar Kebayoran Lama, mengungkapkan, sebenarnya kenaikkan harga daging sapi bertahan dimulai setelah Idul Fitri tahun 2012, dan puncaknya pada Februari 2013. Sejak Januari hingga Februari ini, Thamrin mengaku tak lagi bisa memesan daging sapi sebanyak 60 kg per hari seperti biasanya. Saat ini maksimal hanya bisa membeli daging sapi dari distributor 45-50 kg. Itu pun pesannya sepekan sebelumnya. " Sebelumnya dua atau tiga hari saya sudah bisa pesan. " katanya.



Pembatasan Kuota 

Menanggapi hal itu, Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, mengatakan kenaikan harga itu terjadi akibat kesalahan pemerintah yang salah memperhitungkan jumlah demand (permintaan) masyarakat dengan suplai daging sapi yang masuk ke masyarakat. 

Fluktuasi Harga Daging Ayam


LEBAK, BANTEN - Sudah hampir sebulan, daging ayam mengalami naik dan turun harga. Berdasarkan informasi dari kelompok pedagang unggas di Pasar Maja Kabupaten Lebak Banten dalam dua hari terakhir ini tiga jenis daging ayam mengalami kenaikan, menurut Umamah (32) harga ayam potong hidup saat ini pada level Rp. 25.000/kg, sementara yang sudah dalam potongan daging mencapai Rp. 30.000/kg. 


Adapun harga ayam petelur atau ayam merah mencapai level Rp. 35.000/kg. Harga tersebut masih dianggap wajar bagi bagi masyarakat kecamatan Maja. "Penurun dan kenaikan harga ayam hingga saat ini masih bergantug dari permintaan pesanan (DO). Semakin banyak jumlah pesanan, dapat mengurangi kenaikan tersebut, namun juga semakin banyak stok di perusahaan peternakan kadang harga ayam juga malah turun" demikian tukasnya. 

Kenaikan harga daging ayam saat ini berkisar antara Rp.300/kg hingga Rp.2000/kg yang begitu cepat, membuat pedagang sedapat mungkin meratakan harga, bahkan ada yang enggan langsung menaikan dan menurunkan harga penjualan yang kerap membuat pelanggan kabur. 

Fluktuasi harga daging unggas di Pasar Maja sebenarnya jarang diketahui pembeli, karena bagi pedagang yang sudah mempunyai pelanggan tetap, tidak akan menjual dengan harga yang variatif. 

Selama ini, para pembeli daging ayam di Pasar Maja masih dari kalangan konsumen rumah tangga sehingga tingkat permintaannya masih relatif datar. Meskipun ada sebagian pembeli yang kadang-kadang menghabiskan stok ayam sekaligus untuk kebutuhan pesta.
sumber : kemendag.go.id

Pemerintah Segera Patok Harga Kedelai


NASIONAL - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan Peraturan Menteri Perdagangan yang mengatur harga pokok penjualan kedelai akan segera dikeluarkan. Keluarnya Permendag ini tinggal menunggu peraturan presiden. "Peraturan menterinya sudah kami siapkan, tapi kami masih menunggu penyelesaian Perpresnya yang akan memayungi untuk kepentingan semuanya," katanya saat mengunjungi sentra produksi industri kecil tahu dan tempe di Semanan, Kali Deres, Rabu, 20 Februari 2013. 

Akan tetapi, Gita tidak merinci kapan Perpres atau Permendag itu dikeluarkan. Permendag yang akan mengatur harga pembelian pemerintah (HPP) kedelai ini akan bisa memberi kepastian pada petani, pengrajin tahu tempe, serta konsumen mengenai harga. "Tentunya pemberlakuan harga di level tertentu ini sangat bisa memberi kepastian dan kesejahteraan untuk banyak pemangku kepentingan, termasuk petani, pengrajin, dan tentunya konsumen. Konsumen tdk bisa dirugikan di sini." Gita menambahkan bahwa pemberlakuan HPP ini bisa membantu petani dalam mengkalkulasi biaya produksi. 

Selain itu, Permendag yang mengatur HPP ini akan bermanfaat untuk mencegah ketidakstabilan harga kedelai di pasar, termasuk tingginya harga kedelai yang memberatkan konsumen serta pengrajin. "Semangatnya untuk tidak menjadi disrupsi di pasar," katanya. Hari ini, Gita melakukan kunjungan ke sentra produksi industri kecil tahu dan tempe di Semanan. 

Gita tiba sekitar jam 14.00. Ia kemudian mengunjungi dua tempat pembuatan tahu dan tempe berskala kecil. Gita sempat berbincang dengan beberapa pengrajin. Mayoritas pengrajin mengeluhkan harga kedelai yang tinggi. Gita mengatakan keluarnya Permendag mengenai HPP merupakan salah satu cara untuk menekan harga dan menjaga agar harga kedelai berada pada level yang stabil. Pemerintah sebenarnya telah cukup lama menggodok regulasi soal harga pembelian pemerintah (HPP) kedelai itu. 

Beleid itu akan diterbitkan berupa perpres dan diperinci dalam peraturan teknis yang dikeluarkan oleh Menteri Perdagangan. Bulog mencatat, produksi kedelai nasional tahun lalu hanya mencapai 779.800 ton. Padahal, jumlah kebutuhannya mencapai 2,48 juta ton. Sekitar 1,83 juta ton di antaranya terserap oleh industri tahu dan tempe.
sumber : kemendag.go.id

Harga Telur Ayam dan Bebek Naik


JAYAPURA, PAPUA - Kenaikan harga tak hanya terjadi komoditi pertanian seperti rica, tomat, namun juga dialami telur ayam dan bebek. 

Dari pantauan Papua Pos di pasar tradisional Youtefa Jln Baru, Kamis (21/2) kemarin harga telur ayam per rak mencapai Rp467.000. Sebelumnya harga telur ayam Rp340.000. 

Sedang telur bebek per rak untuk telur ukuran Rp450.000,- hingga Rp470.000.Salah satu pedagang telur, Ipul mengatakan kenaikan harga ini terjadi lebih dulu di pulau Jawa sehingga, di Papua, khususnya Kota Jayapura tinggal menyesuaikan saja. 

“Harga tergantung dari mereka disana, kami tinggal menyesuaikan saja,” tutur Ipul. Menurutnya, harga telur kan mengalami penurunan jika produksi dari Jaya melimpah.”Otomatis harga telur akan turun,” ujar Ipul. 

Walau harga telur terbilang mahal, namun permintaan masyarakat tetap meningkat
sumber : kemendag.go.id

Harga Beras Harus Disesuaikan Daya Beli Rakyat Miskin


JAKARTA, DKI JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan sensitifnya harga pangan. Berbicara pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Perhimpunan Penyuluh Pertanian (Perhiptani), SBY menekankan bahwa harga beras yang menjadi makanan pokok harus disesuaikan dengan kemampuan beli rakyat miskin. 

SBY mengatakan jika harga beras melambung tinggi di atas kemampuan daya beli masyarakat miskin tentu menjadi permasalahan yang serius. Makanya kata dia, untuk mengantisipasi adanya lonjakan harga, ketersediaan beras harus ditingkatkan. "Jika ketersediaan beras ke depan semakin baik, maka kemiskinan akan berkurang. 

Pembangunan dan kemiskinan adalah satu kesatuan yang harus kita pecahkan bersama,” kata SBY dalam Rakernas bertajuk “Peran Strategis Otonomi Daerah Dalam Mewujudkan Ketahanan, Kemandirian dan Kedaulatan Pangan” di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta (20/2).

Turut pula dalam Rakerna ini Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto, Ketua DPD RI Irman Gusman dan diikuti oleh seluruh Bupati dan Penyuluh Pertanian seluruh Indonesia. 

 Apkasi sendiri siap mendukung program pemerintah surplus beras 10 juta ton pada 2014. Ketua Umum Apkasi Isran Noor menyatakan pihaknya sudah komitmen dan mempersiapkan penanganan ekstra dalam pencapaian target program swasebada beras. 

Isran yang juga menjabat selaku bupati Kutai Timur mengungkapkan bahwa diperlukan langkah yang inofatif dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan sehingga Indonesia akan dapat memiliki tata pangan yang berdaulat. 

“Dalam mewujudkan hal tersebut, akan didukung oleh Perhiptani yang merupakan sebuah organisasi para penyuluh pertanian yang sudah berperan penting dalam mendukung swasembada pangan sejak sekitar 25 tahun yang lalu,” katanya
sumber : kemendag.go.id