JAKARTA, DKI JAKARTA
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan sensitifnya
harga pangan. Berbicara pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi
Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Perhimpunan Penyuluh
Pertanian (Perhiptani), SBY menekankan bahwa harga beras yang menjadi
makanan pokok harus disesuaikan dengan kemampuan beli rakyat miskin.
SBY mengatakan jika harga
beras melambung tinggi di atas kemampuan daya beli masyarakat miskin
tentu menjadi permasalahan yang serius. Makanya kata dia, untuk
mengantisipasi adanya lonjakan harga, ketersediaan beras harus
ditingkatkan. "Jika ketersediaan beras ke depan semakin baik, maka
kemiskinan akan berkurang.
Pembangunan dan kemiskinan
adalah satu kesatuan yang harus kita pecahkan bersama,” kata SBY dalam
Rakernas bertajuk “Peran Strategis Otonomi Daerah Dalam Mewujudkan
Ketahanan, Kemandirian dan Kedaulatan Pangan” di Hotel Grand Sahid Jaya,
Jakarta (20/2).
Turut pula dalam Rakerna
ini Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Koordinator Politik,
Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Djoko Suyanto, Ketua DPD RI Irman
Gusman dan diikuti oleh seluruh Bupati dan Penyuluh Pertanian seluruh
Indonesia.
Apkasi sendiri siap
mendukung program pemerintah surplus beras 10 juta ton pada 2014. Ketua
Umum Apkasi Isran Noor menyatakan pihaknya sudah komitmen dan
mempersiapkan penanganan ekstra dalam pencapaian target program
swasebada beras.
Isran yang juga menjabat
selaku bupati Kutai Timur mengungkapkan bahwa diperlukan langkah yang
inofatif dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan sehingga
Indonesia akan dapat memiliki tata pangan yang berdaulat.
“Dalam mewujudkan hal
tersebut, akan didukung oleh Perhiptani yang merupakan sebuah organisasi
para penyuluh pertanian yang sudah berperan penting dalam mendukung
swasembada pangan sejak sekitar 25 tahun yang lalu,” katanya
sumber : kemendag.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar