JAKARTA, DKI JAKARTA - Asosiasi
Petani Tebu Rakyat (APTRI) mencemaskan potensi penurunan harga gula
pada kuartal kedua tahun ini. Harga gula kemungkinan menyusut lantaran
tiga pabrik gula rafinasi yang baru mulai beroperasi. Ketiga pabrik gula
itu berlokasi Banten (milik PT Berkah Manis Makmur), DKI Jakarta (PT
Andalan Purindo) dan Medan (PT Medan Sugar Industry). "Keberadaan
mereka ini yang akan merusak harga gula petani," ungkap Ketua Umum APTRI
PTPN XI, Arum Sabil, Selasa (12/2).
Harga rata-rata gula petani
hasil lelang pada 2012 cukup bagus, yakni Rp 9.707 per kilogram. Jumlah
itu meningkat 18,51% dibanding harga 2011 yang senilai Rp 8.191 per
kg. Dewan Gula Indonesia (DGI) mencatat, harga tertinggi rata-rata
lelang gula petani terjadi Juni 2012 yaitu Rp 10.595 per kg. Adapun
harga terendah di Januari 2012 senilai Rp 8.150 per kg (lihat tabel).
"Per Januari 2013, harga
lelang gula berkisar Rp 8.000 hingga Rp 9.000 per kg," kata Arum seraya
berharap harga lelang gula petani tak jatuh. Mengenai Harga Patokan
Pembelian (HPP) gula, pemerintah belum menetapkan pada tahun ini. Di
2011, HPP gula petani senilai Rp 7.000 per kg. Tahun lalu, HPP gula
mencapai Rp 8.100 per kg. Harga gula petani yang sudah cukup tinggi
perlu dijaga. Sebab, harga adalah satu insentif untuk mengerek produksi
gula.
"Demi swasembada gula,"
kata Arum. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah dan Bulog,
Natsir Mansyur, mengatakan harga gula saat ini di pasar cukup tinggi.
Dus, dia meminta pemerintah mengendalikan harga gula. Natsir bilang,
harga gula di Jawa saat ini naik dari Rp 8.800 menjadi Rp 11.500 per
kg.
Adapun harga gula di luar
Jawa Rp 12.800 per kg. Sedangkan harga gula di daerah perbatasan Rp
19.000 per kg. "Saat ini Februari, sementara musim panen Mei, berarti
pemerintah tak cermat menghitung neraca gula dan swasembada gula," kata
Natsir.
sumber : kemendag.go.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar